KumpulanPuisi Karya WS Rendra SAJAK KENALAN LAMAMU. Oleh : W.S. Rendra. Kini kita saling berpandangan saudara. Ragu-ragu apa pula, kita memang pernah berjumpa. Waktu itu hujan rinai. Aku menarik sehelai plastik dari tong sampah tepat pada waktu kamu juga menariknya.
Puisi Waktu Karya Rendra Waktu Waktu seperti burung tanpa hinggapan melewati hari-hari rubuh tanpa ratapan sayap-sayap mu'jizat terkebar dengan cekatan. Waktu seperti butir-butir air dengan nyanyi dan tangis angin silir berpejam mata dan pelesir tanpa akhir. Dan waktu juga seperti pawing tua menunjuk arah cinta dan arah Empat Kumpulan Sajak 1961Analisis PuisiPuisi "Waktu" berbicara tentang bagaimana waktu bergerak melintasi hari-hari tanpa berhenti. Puisi ini menggambarkan waktu sebagai sesuatu yang abadi, yang tidak terkalahkan oleh manusia. Ia menggambarkan waktu sebagai sesuatu yang tegas, yang mengontrol kehidupan manusia dan menciptakan ini juga menggambarkan keindahan dan keajaiban dari waktu, yang memberi jalan bagi manusia untuk bergerak maju dan berkembang. Puisi ini ditutup dengan kata-kata yang menyampaikan harapan bahwa manusia dapat memanfaatkan waktu dan menjadikannya sebagai sesuatu yang "Waktu" karya Rendra memiliki beberapa hal menarikPersonifikasi waktu Puisi ini menggunakan personifikasi untuk menggambarkan waktu sebagai entitas yang hidup. Waktu digambarkan sebagai burung yang terbang tanpa hinggapan, tanpa ada keberhentian. Hal ini menciptakan gambaran dinamis dan terus bergerak tentang bagaimana waktu berlalu tanpa kuat dengan penggunaan metafora Puisi ini menggunakan metafora yang kuat untuk menggambarkan sifat-sifat waktu. Waktu digambarkan seperti butiran air yang nyanyian dan tangisnya disertai oleh angin. Hal ini menciptakan gambaran tentang pergerakan yang halus dan terus-menerus dari waktu. Puisi juga menggunakan metafora tentang waktu sebagai pawing tua yang menunjukkan arah cinta dan arah keranda, mencerminkan sifat universal dan tak terelakkan dari antara keindahan dan ketidakpastian Puisi ini menggambarkan keindahan dalam perjalanan waktu, dengan sayap mu'jizat yang terkebar dengan cekatan dan nyanyian dan tangis angin yang mempesona. Namun, puisi juga menggambarkan sisi ketidakpastian dan tak terbatas dari waktu, yang bisa berpelesir tanpa tentang kehidupan dan kematian Puisi ini mencerminkan refleksi tentang kehidupan dan kematian. Waktu digambarkan seperti pawing tua yang menunjuk arah cinta dan arah keranda. Hal ini menyiratkan bahwa waktu adalah pengingat tentang keterbatasan dan ketidaktentuan hidup, serta tak terelakkan dalam menghadapi ini menawarkan gambaran yang kuat tentang pergerakan waktu yang tak henti-hentinya dan menggabungkan keindahan dengan refleksi tentang kehidupan dan kematian. Dalam gaya bahasa yang kaya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perjalanan waktu dan makna yang terkandung di WaktuKarya Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta Solo, Jawa Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 pada usia 73 tahun di Depok, Jawa Barat.
KumpulanPuisi Karya : W.S RENDRA. Share This . About Unknown. By Unknown di Oktober 07, 2017. Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Perahu Kertas Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang, dan Puisi: Sajak - Hartojo Andangdjaja (1930-1990)
Puisi Gugur Karya Rendra Gugur Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya. Tiada kuasa lagi menegak. Telah ia lepaskan dengan gemilang pelor terakhir dari bedilnya ke dada musuh yang merebut kotanya. Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya. Ia sudah tua luka-luka di badannya. Bagai harimau tua susah payah maut menjeratnya. Matanya bagai saga menatap musuh pergi dari kotanya. Sesudah pertempuran yang gemilang itu lima pemuda mengangkatnya di antara anaknya. Ia menolak dan tetap merangkak menuju kota kesayangannya. Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya. Belum lagi selusin tindak maut pun menghadangnya. Ketika anaknya memegang tangannya ia berkata "Yang berasal dari tanah kembali rebah pada tanah. Dan aku pun berasal dari tanah; tanah Ambarawa yang kucinta. Kita bukanlah anak jadah kerna kita punya bumi kecintaan. Bumi yang menyusui kita dengan mata airnya. Bumi kita adalah tempat pautan yang sah. Bumi kita adalah kehormatan. Bumi kita adalah jiwa dari jiwa. Ia adalah bumi nenek moyang. Ia adalah bumi waris yang sekarang. Ia adalah bumi waris yang akan datang." Hari pun berangkat malam Bumi berpeluh dan terbakar Kerna api menyala di kota Ambarawa. Orang itu kembali berkata "Lihatlah, hari telah fajar! Wahai bumi yang indah kita akan berpelukan buat selama-lamanya! Nanti sekali waktu seorang cucuku akan menancapkan bajak di bumi tempatku berkubur kemudian akan ditanamnya benih dan tumbuh dengan subur Maka ia pun akan berkata - Alangkah gemburnya tanah di sini." Hari pun lengkap malam ketika ia menutup Potret Pembangunan dalam Puisi 1993Puisi GugurKarya Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta Solo, Jawa Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 pada usia 73 tahun di Depok, Jawa Barat.
Lepassudah himpitan-himpitan yang mengekangku. Jakarta, 29 Februari 1978. Sumber: Potret Pembangunan dalam Puisi (1993) Puisi: Hai, Kamu! Karya: W.S. Rendra. Biodata W.S. Rendra: W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah. W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok
PotretPembangunan dalam Puisi —————— PAMPLET CINTA. Oleh : W.S. Rendra. Ma, nyamperin matahari dari satu sisi. Memandang wajahmu dari segenap jurusan. Aku menyaksikan zaman berjalan kalangkabutan. Aku melihat waktu melaju melanda masyarakatku. Aku merindukan wajahmu, dan aku melihat wajah-wajah berdarah para mahasiswa. Kampus telah Iniadalah puisi yang terdiri atas delapan baris dalam tiap baitnya. Contoh: Burung Hitam. Karya: WS Rendra . Burung hitam manis dari hatiku. betapa cekatan dan rindu sepi syahdu. Burung hitam adalah buah pohonan. Burung hitam di dada adalah bebungaan. Ia minum pada kali yang disayang. ia tidur di daunan bergoyang. Ia bukanlah dari duka meski Diadimakamkan di lokasi pemakaman keluarga di Bengkel Teater Seni WS Rendra yang berada di Cipayung. Meski sosoknya telah lama berpulang, karya-karya Si Burung Merak masih tetap abadi dan tak kan pernah lekang oleh waktu. Baca juga: Rizal Ramli ingin karya WS Rendra diabadikan dalam museum. Baca juga: "Mastodon" Rendra dipentaskan lagi di TIM
. 22513324227120619188